DPRD  

Normalisasi Tersier Mendesak, Lesty Turun Tangan

Lampung Selatan – Masyarakat Kecamatan Candipuro kembali menyampaikan keluhan terkait kondisi infrastruktur pertanian, khususnya saluran tersier sungai dan tanggul yang dinilai membutuhkan penanganan mendesak. Wilayah pertanian seluas sekitar 500 hektare disebut kerap terdampak banjir akibat tersier sungai yang dangkal dan tidak mampu menampung debit air pada musim penghujan.

 

Dalam forum aspirasi, warga meminta agar normalisasi tersier sungai segera dilakukan sebelum banjir kembali terjadi. Menurut mereka, pendangkalan saluran dan aliran air yang tidak lancar menyebabkan genangan meluas hingga ke lahan produktif, mengganggu proses tanam dan mengancam hasil panen.

 

Menanggapi keluhan tersebut, Anggota DPRD Provinsi Lampung Dapil Lampung Selatan, Lesty Putri Utami, menegaskan komitmennya untuk mengawal aspirasi warga Candipuro agar percepatan normalisasi sungai dapat direalisasikan.

 

“Mereka minta tersier sungai yang kecil itu untuk langsung dibantu sebelum banjir. Normalisasi sungai harus dilakukan secepatnya. Jadi BBWS bantu alat beratnya, kita bantu operasional dan swadaya. Masyarakat tidak perlu dilibatkan secara teknis, intinya kami membantu operasional supaya alat berat bisa langsung bekerja di lokasi yang memang sering terjadi banjir di areal pertanian 500 hektare itu,” ujar Lesty, Selasa (18/11).

 

Selain normalisasi tersier sungai, Lesty juga menyampaikan bahwa persoalan tanggul pertanian di Candipuro telah diusulkan hingga ke tingkat pusat.

 

“Urusan tanggul sudah dibawa dan dikawal oleh Pak Mukhlis Basri ke kementerian pusat. Insyaallah penganggarannya direalisasi pada 2026 mendatang,” tegasnya.

 

Lesty menilai bahwa kolaborasi antara BBWS, pemerintah daerah, dan provinsi merupakan langkah penting agar penanganan dapat berjalan efektif sebelum memasuki puncak musim hujan.

 

Warga Candipuro berharap percepatan normalisasi dan penguatan tanggul dapat segera direalisasikan sehingga aktivitas pertanian kembali berjalan normal dan produktivitas lahan tetap terjaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *