Metro – Layanan dasar terkait aspek kesehatan menjadi kebutuhan primer yang seharusnya dipenuhi pemerintah, termasuk di Kota Metro. Pemangku kebijakan diharap fokus meningkatkan layanan kesehatan yang menyangkut hajat masyarakat banyak.
Lalu, bagaimana pendapat masyarakat terkait layanan dan inovasi kesehatan di Kota Metro?
Berdasarkan hasil wawancara Matapena.co yang dilakukan secara acak pada Minggu-Senin, 3-4/11/2024, sejumlah narasumber mengaku terbantu dengan kemudahan layanan kesehatan yang ditawarkan Pemkot Metro di era kepemimpinan Wahdi-Qomaru.
Pasien yang ingin memeriksa kondisi kesehatan hanya perlu membawa KTP atau menyebutkan nama atau NIK, untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit maupun puskemas.
Pendataan melalui transformasi pelayanan kesehatan dari yang semula manual ke digital memungkinkan masyarakat mengakses layanan dengan cukup dengan KTP.
Masyarakat tidak lagi direpotkan dengan mengurus adminstrasi berbelit.
“Sekarang mah enggak repot, saya bawa KTP ke Puskemas aja dilayani,” kata Zainuddin, warga Imopuro, Metro Pusat.
Kondisi itu dinilai mengurangi antrean sekaligus memangkas waktu tunggu dengan proses yang cepat dan ringkas.
“Saya terbantu sekali mas, kalau mau berobat
cukup bawa KTP. Enggak repot fotocopy apa-apa lagi,” kata Rita, warga Hadimulyobarat, Metro Pusat.
Sementara dari sektor inovasi, Pemerintah Kota Metro telah meluncurkan Strategi Integrasi Layanan Aplikasi atau Program Silat.
Pendaftaran berbasis daring itu memiliki sejumlah keunggulan yang memiliki manfaat yang dapat dirasakan masyarakat.
Layanan ini dapat diakses melalui web maupun aplikasi yang dapat diunduh via App dan Google Playstore.
Calon pasien hanya perlu mengisi identitas yang tersedia di formulir digital cukup lewat gawai.
“Kalau mau ke Poliklinik Rumah Sakit Ahmad Yani Metro bisa daftar dari rumah. Kita tinggal ngisi data. Kalau udah, nanti di situ ada informasi jadwal kapan kita bisa datang untuk berobat,” kata Yoyok, warga Iringmulyo, Metro Timur.
Inovasi yang berlaku efektif sejak 2023 ini, menjadi upaya untuk memastikan seluruh penduduk tercover oleh jaminan kesehatan dengan fasilitas memadai.
” Saya pernah terapi rawat jalan. Simpel, bisa pakai BPJS maupun umum. Udah canggih, jadi bisa daftar di mana aja tanpa perlu datang langsung ke rumah sakit umum,” tandasnya.