Bandar Lampung – Akademisi STIES Alifa Pringsewu, Hengki Irawan, menyampaikan pandangannya tentang tantangan yang dihadapi media cetak di tengah perkembangan pesat media online yang kini mendominasi preferensi konsumen di era digital.
Menurutnya, media cetak harus beradaptasi untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan dengan media digital yang lebih cepat, fleksibel, dan mudah diakses.
Hengki menjelaskan bahwa penelitian melalui analisis literatur menunjukkan sejumlah tantangan utama yang dihadapi media cetak.
“Dengan kecepatan dan aksesibilitas tinggi yang ditawarkan media online, media cetak perlu menyesuaikan diri atau menghadapi penurunan pembaca dan pendapatan,” jelasnya pada Senin, (11/11/2024).
Ia menguraikan beberapa tantangan tersebut, antara lain perubahan perilaku konsumen yang cenderung memilih media online yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
Selain itu, media cetak mengalami penurunan pendapatan iklan karena banyak pengiklan beralih ke platform digital yang lebih ekonomis dan memiliki kemampuan penargetan audiens yang lebih baik.
Hengki Irawan juga menyoroti biaya produksi media cetak yang tinggi, khususnya dalam hal percetakan dan distribusi, yang menjadi beban tersendiri dibandingkan dengan biaya operasional media online.
Tantangan lain adalah perubahan lanskap industri media. Dengan munculnya banyak media digital baru, persaingan semakin ketat, sehingga media cetak perlu terus berinovasi untuk mempertahankan relevansinya.
“Mereka harus bersaing dalam lanskap yang telah berubah drastis akibat digitalisasi,” tambahnya.
Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, Hengki menawarkan beberapa strategi adaptasi yang bisa diterapkan media cetak, di antaranya transformasi digital.
Banyak perusahaan media cetak saat ini beralih ke model multiplatform dengan meluncurkan versi digital dari publikasi cetak mereka.
Selain itu, diversifikasi produk seperti menyediakan konten premium atau langganan eksklusif juga menjadi salah satu upaya menarik konsumen digital.
Kerja sama dengan media online menjadi langkah strategis lain, di mana media cetak dapat berbagi konten atau memanfaatkan platform digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Media cetak juga disarankan untuk mengoptimalkan konten berbasis pembaca dengan menggunakan data analitik untuk memahami preferensi pembaca dan menghasilkan konten yang relevan serta menarik.
Lebih jauh, pendekatan berbasis komunitas juga dapat membantu mempertahankan loyalitas pembaca, dengan berinteraksi aktif dengan komunitas pembaca setia.
Hengki Irawan menambahkan bahwa beberapa perusahaan media cetak di Indonesia maupun di dunia telah berhasil menghadapi tantangan ini melalui strategi-strategi tersebut. Namun, media cetak perlu terus beradaptasi jika ingin tetap relevan di era digital.
“Transformasi digital, diversifikasi konten, dan kolaborasi dengan platform online adalah langkah-langkah strategis yang perlu diperkuat,” pungkasnya.
Ia juga mengusulkan beberapa langkah tambahan yang dapat dilakukan, seperti inovasi dalam pengembangan konten digital, peningkatan pengalaman interaktif bagi pembaca di platform online, serta penerapan model bisnis baru seperti langganan premium, paywall, atau kemitraan strategis.
“Dengan demikian, diharapkan media cetak bisa tetap relevan dan mampu bertahan dalam persaingan dengan media online,” tutup Hengki.