Dinas BMBK Provinsi Lampung melalui sekertaris dinas Bina Marga Bina Kontruksi (BMBK) Provinsi Lampung, adakan konfrensi pres dengan awak media terkait pemenang tender proyek perbaikan jalan Metro – Kota Gajah, link 018 di kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, yang diduga beralamat palsu.
Dugaan perusahaan fiktif pemenang tender proyek perbaikan jalan di kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung jadi atensi publik. Maraknya pemberitaan terkait dugaan tersebut membuat Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung menggelar pertemuan antara awak media dengan perusahaan rekanan, guna klarifikasi dugaan tersebut, Rabu (24/5/2023).
Hadir dalam acara tersebut sekertaris BMBK provinsi Lampung, kepala biro pengadaan barang dan jasa, kabid kominfo provinsi Lampung dan pihak rekanan, serta awak media.
Beberapa rekanan membantah status ‘fiktif’ dengan berbagai alasan. Ada yang mengaku kalau alamat sudah sesuai. Ada juga yang mengaku alamatnya sudah pindah tetapi belum melakukan update terbaru di LPSE.
Sementara perwakilan dari CV Bagas Adhi Perkasa mengaku bahwa berita tentang “rumah nenek Sri dijadikan kantor perusahaan kontraktor” adalah kesalahpahaman.
Pasalnya nenek Bernama Sri itu adalah ibu kandungnya sendiri. Tapi memang ada perubahan organisasi perusahaan. Dimana ia tak lagi menjabat sebagai direktur di CV BAP.
“Berita yang disebut rumah nenek-nenek bernama Sri memang itu adalah ibu saya. Dulunya CV Bagas Adhi Perkasa memang beroperasi di situ, tapi sekarang kan sudah berubah, direkturnya Pak Sarianto,” kata Fahrur Rozi.
Lanjut Fahrur, “Ibu saya itu nama lengkapnya Srinarti. Beliau kan sudah tua, kalau ada rombongan (wartawan) tiba-tiba datang nanya-nanya jadi ibu saya kaget, maka jawabannya seperti itu,” ujarnya
Sementara Sekretaris BMBK Provinsi Lampung, Taufiqullah mengatakan, pertemuan ini untuk mengklarifikasi pemberitaan dari berbagai media yang viral tentang tender proyek Lampung.
Hasilnya telah dijelaskan oleh perusahaan rekanan secara keseluruhan. Mengklarifikasi berita di media. Ada yang organisasi perusahaan sudah berubah, perubahan direktur dan alamat. Seperti tadi alamat nenek, itu ternyata ibu kandung bapak direktur perusahaan yang lama. Kemudian diganti direktur yang baru dengan alamat baru juga,” ungkap Taufik.
Taufik juga menyebutkan ada kasus perusahaan diduga fiktif lantaran alamatnya palsu, tapi setelah dicek, tertanya awak media yang salah melihat lokasi.
“Intinya kita gelar pertemuan ini agar tabayyun mencari informasi. Kalau teman media mencari alamat perusahaan, bisa tanyakan kepada kami. Kami bisa menghadirkan pihak perusahaan, bahkan direkturnya. Jadi tidak lagi ada simpang siur,” jelas Taufik.